Gedung (MPP) Mall Pelayanan Publik sangat memprihatinkan, di duga pengerjaan nya asal jadi

Bungo

BUNGO – Mall Pelayanan Publik (MPP) dibangun agar mempermudah pelayanan  kepada masyarakat, namun kondisi gedung sangat memprihatinkan.

Meski sudah direhab dengan anggaran miliaran rupiah, namun hasil pekerjaan itu sama sekali tidak memuaskan.

Buktinya, plafon pada salah satu ruangan yang belum sempat digunakan di gedung MPP Bungo sudah rontok. Padahal proyek ini dikerjakan pada tahun anggaran 2023 dan 2024.

Tak hanya persoalan plafon yang sudah ambruk, namun toliet seperti urinoir hingga westafel yang dibangun dengan total anggaran 3,9 miliar ini tidak bisa digunakan semenjak diserahkan oleh pihak kontraktor kepada Pemerintah Kabupaten Bungo.

“Kami sangat prihatin sebenarnya bang. Setau saya dari awal tahun 2025 ruangan ini seperti ini, namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan,” ungkap Manaf salah satu pengunjung.

Manaf juga menilai bahwa jika pengerjaan proyek ini dilakukan dengan baik, maka hasil pengerjaannya akan baik dan tidak hancur sebelum ruangan tersebut digunakan. Terlebih menurut anggaran yang digunakan sudah cukup besar.

“Sebagai seorang tukang, saya rasa anggaran tersebut sudah besar. Jadi menurut saya memang pengerjaannya yang tidak baik. Bisa dikatakan asal jadi. Mestinya dengan anggaran sebesar itu hasilnya sudah bagus,” ujar Manaf

Dikonfirmasi awak media, Kabid Cipta Karya Yeni Deriyanti mengakui bahwa plafon tersebut sudah ambruk dari awal tahun 2025. Yeni beralasan bahwa plafon tersebut roboh karena atap gedung yang rusak.

“Benar, bulan Februari kemaren sudah roboh. Pihak Perizin juga sudah melapor dan meminta kita untuk memperbaikinya. Namun karena keterbatasan anggaran kita, makanya belum bisa diperbaiki,” akunya, Rabu (1/10/2025).

Saat ditanyakan terkait perencanaan kenapa pembangunan plafon tersebut menggunakan bahan gipsum yang rapuh dan tak tahan air? Yeni menjawab itu mereka lakukan dengan alasan anggaran.

“Dengan anggaran segitu bisanya cuma dengan bahan gipsum. Untuk fasilitas didalam gedung seperti toilet sudah beberapa kali kita perbaiki, malahan diluar anggaran itu kami minta bantu coba untuk memperbaiki. Tapi, masih juga ada yang rusak sepertinya,” tambahnya.

Lebih lanjut Yeni mengungkapkan, diawal pengerjaan proyek tersebut juga terkesan dipaksakan oleh pimpinan, dengan anggara yang minim dan yang jauh dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

“Kami diminta untuk merehap bangunan itu secara keseluruhan, dan kami sudah menghitung didalam perencanaan anggaran yang diperlukan kurang lebih Rp 7 milyar. Tapi dianggarkan dan disetujui hanya Rp 3,9 sementara rehab yang diminta tetap secara menyeluruh,” sebutnya.

Dijelaskan Yeni, proyek rehabilitasi gedung MPP Bungo tersebut dikerjakan dengan dua kali penganggaran yakin, pada tahun 2023 dikerjakan oleh CV. Paye More Rawang dengan anggaran 2,1 Milyar dan pada tahun 2024 sebesar 1,8 Milyar yang dikerjakan dengan rekanan berbeda.

“Untuk anggaran kurang lebih 2,1 milyar pada tahun 2023 itu digunakan untuk pergantian atap, plafon dan cat. Sementara penganggaran 1,8 milyarpada tahun 2024 digunakan untuk interior dan toilet,” tutupnya. (Dodi)